Home »
Artikel Dunia Kerja
» Sukses Karir, IQ vs EQ
Sukses Karir, IQ vs EQ
IQ (Intelligences Quotient) tinggi
merupakan karunia yang patut disyukuri, namun faktor keberhasilan seseorang
bukan satu-satunya karena kualitas IQ-nya. Faktor lain yang mempengaruhi
keberhasilan karier dan kemampuan Anda membina hubungan salah satunya Emotional Intelligences (EI).
Menurut Daniel Goleman penulis Working with Emotional Intelligences
mengatakan, hampir 70 persen dari performa karier tergantung pada kemampuan
mengenal dan memaksimalkan potensi diri, memotivasi diri serta kemampuan
bersosialisasi. Bisa dikatakan dengan kemampuan tersebut, seseorang mampu
mencari celah untuk memaksimalkan kesempatan yang datang padanya.
Selain itu,
kecerdasan emosi merupakan kunci membuka jaringan hubungan bisnis yang efektif.
Menurut Doug Lennick, Vice President American Express, mengatakan kompetensi
emosi adalah kualitas diri terpenting yang harus dikembangkan dan sebagai akses
pengalaman yang berharga. Dalam lingkungan kerja sehari-hari, Anda pasti
menghadapi permasalahan nonteknis lebih kompleks dibanding hanya sekedar
mengandalkan IQ saja.
Sedangkan
menurut Warren Bennis, seorang pengarang dari buku Becoming a Leaders menemukan bahwa kecerdasan emosi lebih
berpengaruh dibandingkan IQ di bidang karier seseorang. Kendati IQ juga
memegang peranan penting, tapi tidak bisa membuat seseorang unggul, sedangkan
EQ bisa. Dengan kemampuan EQ seseorang memiliki kapasitas menggunakan emosi
secara efektif dan menjadikan Anda sebagai manajer yang baik bagi dirinya
sendiri. Mengapa? Karena kemampuan EQ mengefektifkan performa hubungan kerja
dengan teman sejawat, atasan atau klien bisnis Anda.
Susan Dunn,
penulis artikel The Benefits of EQ
Coaching for Mid-Level Executives and Professional mengatakan,
kebanyakan para eksekutif, CEO, dan profesional memiliki kemampuan analisa dan
fokus. Mereka juga mahir menggunakan angka, namun 90 persen dari mereka
memiliki kemampuan komunikasi verbal yang baik. Banyak juga profesional yang
mengembangkan pendidikan formal bertahun-tahun, namun tidak memiliki pengalaman
dan pelatihan, tidak mampu bertahan di dunia kerja. “Kemampuan mengelola EQ
menjadi nilai jual tersendiri bagi seorang pekerja, sekali Anda belajar
mengenai kreativitas dan hal-hal baru, Anda pasti tak bisa
melupakannya,”ujarnya.
Bukan hanya
kepintaran menyelesaikan pekerjaan saja yang dituntut tapi saat menghadapi
situasi yang tidak terduga kesiapan mental Anda dituntut disini. Salah satu
contohnya adalah pria terkaya di dunia menurut majalah Forbes, yaitu William
Gates III, mengakui bahwa dirinya memang kuliah di Harvard University meski
nilai akademisnya tergolong biasa-biasa saja. Jadi, kecerdasan seseorang secara
akademis tetap menjadi poin lebih, meski bukan hanya karena IQ. “Seseorang
mampu mengembangkan EQ sedangkan IQ umumnya tidak bisa ditingkatkan
lagi,”katanya.
Susan
menambahkan, kecerdasan emosi tak hanya membawa seseorang pada kesuksesan tapi
juga keseimbangan hidup, kesehatan, dan kebahagiaan. Selain itu juga mengembangkan
bakat kepemimpinan serta kemampuan melihat hal-hal yang berpotensi menjadi
besar, itulah kemampuan EQ.
Tips
Sukses Meraih Karir:
|
1. Latihlah terus
kemampuan Anda. Jangan sampai lengah melihat kesempatan untuk belajar.
Hentikan pemikiran ‘Ini bukan bidang pekerjaan saya, jadi saya tidak mau
tahu’. Semakin banyak pengalaman yang Anda dapatkan maka semakin banyak (Intelligences Quotient) pula kesempatan
Anda meraih kesuksesan.
|
2. Bersikaplah optimis.
Kekuatan terbesar dari orang-orang yang sukses adalah berpikir dan bersikap
optimis. Dengan begitu, Anda akan percaya pada kemampuan diri sendiri untuk
bisa mencapai keinginan. Selain itu, juga dibutuhkan untuk menghadapi segala
macam tantangan.
|
Selamat
berkarir dan tetap Optimis.
by yugia
Semoga artikel Sukses Karir, IQ vs EQ bermanfaat bagi Anda.
Post a Comment